Belajar Bahasa Arab karena Alasan Budaya

Sebelumnya, kita telah mengkaji kebudayaan negara-negara Arab karena kebudayaan mereka sangatlah beragam dan kaya. Belajar bahasa asing selamanya membukan pintu menuju dunia baru dan terhitung budaya baru.

Seperti yang kita katakan sebelumnya, warisan budaya negara-negara penutur bahasa Arab mampu ditemukan dalam beraneka bidang seperti sains, sastra, dan seni.

Beberapa misal warisan peradaban Arab meliputi:

Harun ar-Rashid (763–809), khalifah kelima dinasti Abbasiyah, yang mendirikan tempat tinggal sakit pertama di abad ke-9.

Ibnu Nafis (1213-1288), seorang ilmuwan Suriah yang menemukan sirkulasi paru-paru dan yang tulisannya mengenai kasus ini digunakan di Barat sampai abad ke-16.

Nasir ad-Din al-Tusi (1201-1274), seorang ilmuan Iran yang mengembangkan diagram tata surya yang paling maju terhadap masa kursus bahasa arab pare. Karyanyalah yang menginspirasi Nicolaus Copernicus (1473-1543) 250 tahun kemudian.

Alat-alat astronomi (astrolab, jam astronomi, jam matahari, kompas) yang digunakan oleh penjajah Eropa untuk capai Benua Amerika dirancang dan dilengkapi oleh peradaban Arab.

Averroes atau Ibnu Sina (1126–1198), seorang filsuf, pengacara, dan dokter terkenal. Dia mempunyai pengaruh yang besar terhadap intelektualisme abad pertengahan.

 Tulisan-tulisannya berkontribusi terhadap pemahaman karya-karya besar Aristoteles, dan dia pun jadi pendiri pemikiran sekuler di Eropa Barat.

Dalam perihal arsitektur, orang-orang Arab meninggalkan warisan yang terlalu beragam dan banyak di antaranya yang tetap mampu dicermati dan dikunjungi baik di negara-negara penutur bahasa Arab maupun di negara-negara lain seperti Spanyol, Prancis, Balkan, dan lain-lain.

Sementara para pendeta Kristen tetap hidup menyendiri di perpustakaan dan dunia Barat tetap repot mengecam segala sesuatu yang tidak sopan, orang-orang Muslim Andalusia dan Maghribi telah mengusahakan untuk menciptakan “zaman keemasan” yang sangat mungkin mereka untuk menyebabkan kemajuan yang spektakuler, yang kemudian mereka bawa ke Eropa selama periode abad pertengahan yang kita kenal dengan sebutan “Dark Ages.”

Mulai belajar bahasa Arab di usia muda—misalnya sebelum akan sekolah menengah—dapat memberikan keuntungan yang terlalu besar dalam bidang pendidikan karena belajar bahasa asing selamanya membantu keberhasilan akademik.

Globalisasi perdagangan berpotensi mengacaukan pasar, dan para siswa penutur bahasa Arab punya keuntungan yang memahami dibandingkan mereka yang menentukan kelas bahasa Spanyol atau Prancis.